ZHANO XIMENES

Kekeliruan dalam Berfikir dan Kesalahan Logis

Sejauh ini, kita telah mempelajari cara-cara berfikir benar, melalui metode deduksi. Kini dapat kita kumpulkankan kekeliruan-kekeliruan berfikir yang sedang terjadi.

Ada beberapa hal yang mengakibatkan kesalahan berfikir dan itu sering tidak disadari orang, baik orang yang berfikir sendiri, maupun orang yang mengikuti buah pikiran itu. Ini pun dalam logika dirumuskan dan diberi nama. Sebelum kamu memajukan hal-hal yang betul-betul merupakan kesalahan berfikir, kami sebut dulu dua hal yang sebetulnya bukan kesalahan, tetapi sering membingungkan dan disalahgunakan, untuk membawa orang lain ke konklusi yang salah.

Di dalam logika deduktif, kita dengan mudah memperoleh kesesatan karena adanya kata-kata yang disebut homonim, yaitu kata yang memiliki banyak arti yang dalam logika biasanya disebut kesalahan semantik atau bahasa. Kesalahan semantik itu dapat pula disebut ambiguitas. Adapun untuk menghindari ambiguitas dapat dengan berbagai cara, misalnya menunjukkan langsung adanya kesesatan semantik dengan mengemukakan konotasi sejati. Memilih kata-kata yang hanya arti tunggal, menggunakan wilayah pengertian yang tepat, apakah universal atau partikular. Dapat juga dengan konotasi subyektif yang berlaku khusus atau obyektif yang bersifat komprehensif.

Kesesatan di dalam logika induktif dapat dikemukakan seperti prasangka pribadi, pengamatan yang tidak lengkap atau kurang teliti, kesalahan klasifikasi atau penggolongan karena penggolongannya tidak lengkap atau tumpang tindih maupun masih campur aduk. Kesesatan juga bisa terjadi pada hipotesis karena suatu hipotesis bersifat meragukan yang bertentangan dengan fakta. kemudian yang berkaitan dengan sebab adalah antiseden yang tidak cukup, dan analisis yang perbedaannya tidak cukup meyakinkan. Tidak cukupnya perbedaan itu menjadikannya suatu kecenderungan homogen, masih pula terdapat kebersamaan yang sifatnya kebetulan. Kesalahan juga terjadi karena generalisasi yang tergesa-gesa, atau analogi yang keliru. Kesalahan juga terjadi karena suatu argumen ternyata memuat premis-premis yang tidak berhubungan dengan kesimpulan yang akan dicari. Sebuah argumen yang premis-premisnya tidak berhubungan dengan kesimpulannya merupakan argumen yang “salah” sekalipun semua premisnya itu mungkin benar.

Mundiri menyatakan dalam bukunya bahwa terdapat beberapa kekeliruan berpikir antara lain:

 A. KEKELIRUAN FORMAL

  1. Menggunakan empat term dalam silogisme (Fallacy of Four Terms)

Ini terjadi karena term penengah diartikan ganda, sedangkan dalam patokan diharuskan hanya terdiri tiga term, seperti:

Semua perbuatan mengganggu orang lain diancam dengan hukuman, Menjual barang dibawah harga tetangganya adalah mengganggu kepentingan orang lain. Jadi menjual harga dibawah tetangganya diancam dengan hukuman.

 

  1. Kedua term penengah mencakup (Fallacy of Undistributed Middle)

Kekeliruan berfikir karena tidak satupun dari kedua term penengan mencakup, seperti:

Orang yang terlalu banyak belajar kurus. Dia kurus sekali, karena itu tentulah dia banyak belajar

 

  1. Proses tidak benar (Fallacy of Illicit Process) Kekeliruan berfikir karena term premis tidak mencakup (undistributed) tetapi dalam konklusi mencakup, seperti:

Kura-kura adalah binatang melata. Ular bukan kura-kura, karena itu ia bukan binatang melata.

 

  1. Menyimpulkan dari dua premis yang negatif (Fallacy of Two Negative Premises)

Kekeliruan berfikir karena mengambil kesimpulan dari dua premis negatif. Apabila terjadi demikian sebenarnya tidak bisa ditarik konklusi.

Tidak satupun barang baik itu murah dan semua barang di toko itu adalah tidak murah, jadi kesemua barang di toko itu adalah baik.

 

  1. Mengakui akibat (Fallacy of Affirming the Consequent)

Kekeliruan berfikir dalam siligisme hipotetika karena membenarkan akibat kemudian membenarkan pula sebabnya, seperti:

Bila pecah perang harga barang-barang naik. Sekarang harga barang naik, jadi perang telah pecah.

 

  1. Menolak sebab (Fallacy of Denying Antecedent)

Kekeliruan berfikir dalam silogisme hipotetika karena mengingkari sebab kemudian disimpulkan bahwa akibat juga tidak terlaksana, seperti:

Bila permintaan bertambah harga naik. Nah, sekarang permintaan tidak bertambah, jadi harga tidak naik.

  1. Bentuk disyungtif (Fallacy of Disjunction)

Kekeliruan berfikir tejadi dalam silogisme disyungtif karena mengingkari alternatif pertama, kemudian membenarkan alternatif lain. Padahal menurut patokan, pengingkaran alternatif pertama, bisa juga tidak terlaksananya alternatif yang lain, seperti:

Dia lari ke Jakarta atau ke Bandung. Ternyata tidak di Bandung, berarti dia ada di Jakarta. (Dia bisa tidak di Bandung maupun di Jakarta)

 

  1. Tidak konsisten (Fallacy of Inconsistency)

Kekeliruan berpikir karena tidak runtutnya pernyataan yang satu dengan pernyataan yang diakui sebelumnya, seperti:

Anggaran Dasar organisasi kita sudah sempurna; kita perlu melengkapi beberapa fasal agar komplit.

 

B. KEKELIRUAN INFORMAL

1. Fallacy of Hasty Generalization (Kehelinian Karena Mem­buat Generalisasi yang Terburu-buru)

Kekeliruan berpikir karena tergesa-gesa membuat generalisasi, yaitu mengambil kesimpulan umum dari kasus individual yang terlampau sedikit, sehingga kesimpulan yang ditarik melampaui batas lingkungannya, seperti:

Dia orang Islam mengapa membunuh. Kalau begitu orang Islam memang jahat.

 2. Fallacy of Forced Hypothesis (Kel.eliruan Karena Memahsa­han Praduga)

Kekeliruan berpikir karena menetapkan kebenaran suatu du­gaan, seperti:

Seorang pegawai datang ke kantor dengan luka goresan di pipinya. Seseorang menyatakan bahwa isterinyalah yang melukainya dalam suatu percekcokan karena diketahui­nya selama ini orang itu kurang harmonis hubungannya dengan isterinya, padahal sebenarya karena goresan besi pagar.

 3. Fallacy of Begging the Question. (Keheliruan Karena Mengun­dang Permasalahan)

Kekeliruan berpikir karena mengambil konklusi dari premis yang sebenarnya harus dibuktikan dahulu kebenarannya, seperti:

Allah itu mesti ada karena ada bumi.

(Di sini orang akan membuktikan bahwa Allah itu ada dengan dasar adanya bumi, tetapi tidak dibuktikan bahwa bumi adalah ciptaan Allah).

 4. Fallacy of Circular Argument (Kekeliruan Karena menggunakan argumen yang Berputar)

Kekeliruan berpikir karena menarik konklusi dari satu premis kemudian konklusi tersebut dijadikan sebagai premis sedangkan premis semula dijadikan konklusi pada argumen berikutnya, seperti

Sarjana-sarjana lulusan perguruan tinggi Omega kurang bermutu karena organisasinya kurang baik. Mengapa orga­nisasi perguruan tinggi itu kurang baik? Dijawab karena lulusan perguruan tinggi itu kurang bermutu.

 5. Fallacy of Argumentative Leap (Kekeliruan Karena Berganti Dasar)

Kekeliruan berpikir karena mengambil kesimpulan yang tidak diruiunkan dari premisnya. Jadi mengambil kesimpulan melompat

dari dasar semula, seperti:

la kelak menjadi mahaguru yang cerdas, sebab orang tuanya kaya.

 6. Fallacy of Appealing to Authority (Keheliruan Karena Mendasarkan pada Otoritas)

Kekeliruan berpikir karena mendasarkan diri pada kewibawaan atau kehormatan seseorang tetapi dipergunakan untulpermasalahan di luar otoritas ahli tersebut, seperti:

Pisau cukur ini sangat baik, sebab Rudi Hartono selalu menggunakannya. (Rudi Hartono adalah seorang olah ragawan, ia tidak mempunyai otoritas untuk menilai bagus­nya logam yang dipakai untuk membuat pisau cukur).

 7. Fallacof Appealing to Force (Kekeliruan Karena Menda­sarkan diri pada Kekuasaan)

Kekeliruan berpikir karena berargumen dengan kekuasaan yang dimiliki, seperti menolak pendapat/argumen seseorang dengan menyatakan:

Kau masih juga membantah pendapatku. Kau baru satu tahun duduk di bangku perguruan tinggi, aku sudah lima tahun.

 8. Fallacy of Abusing (Kekeliruan Karena Menyerang Pribadi)

Kekeliruan berpikir karena menolak argumen yang dikemuka­kan seseorang dengan menyerang pribadinya, seperti:

Dia adalah seorang yang brutal, jangan dengarkan penda­patnya.

 9. Fallacy of Ignorance (Kekeliruan Karena Kurang Tahu)

Kekeliruan berpikir karena menganggap bila lawan bicara tidak bisa membuktikan kesalahan argumentasinya, dengan sendirinya argumentasi yang dikemukakannya benar, seperti:

Sudah beberapa kali kau kemukakan alasanmu tetapi tidak terbukti gagasanku salah. Inilah buktinya bahwa pendapat­ku benar.

 10. Fallacy of Complex Question (Kekeliruan Karena Pertanyaan yang Ruwet)

Kekeliruan berpikir karena mengajukan pertanyaan yang bersifat menjebak, seperti:

Jam berapa kau pulang semalam?; (Yang ditanya sebenarnya tidak pergi. Penanya hendak memaksakan pengakuan bahwa yang ditanya semalam pergi).

 11. Fallacy of Oversimplification (Kekeliruan Karena Alasan Terlalu Sederhana)

Kekeliruan berpikir karena berargumentasi dengan alasan yang tidak kuat atau tidak cukup bukti, seperti:

Kendaraan buatan Honda adalah terbaik, karena paling banyak peminatnya.

 12. Fallacy of Accident (Kekeliruan Karena Menetapkan Sifat)

Kekeliruan berpikir karena menetapkan sifat bukan keharusan yang ada pada suatu benda bahwa sifat itu tetap ada selamanya, seperti:

Daging yang kita makan hari ini adalah dibeli kemarin. Daging yang dibeli kemarin adalah daging mentah, jadi hari ini kita makan daging mentah.

 13. Fallacy of Irrelevant Argument (Kekeliruan Karena Argu­men yang tidak relevan)

Kekeliruan berpikir karena mengajukan argumen yang tidak ada hubungannya dengan masalah yang menjadi pokok pembi­caraan, seperti:

Pisau silet itu berbahaya daripada peluru, karena tangan kita seringkali teriris oleh pisau silet dan tidak pemah oleh peluru.

 14. Fallacy of False Analogy (Kekeliruan Karena Salah Meng­ambil Analogi)

Kekeliruan berpikir karena menganalogikan dua permasalahan yang kelihatannya mirip, tetapi sebenarnya berbeda secara men­dasar, seperti:

Saya heran mengapa banyak orang takut menggunakan kapal terbang dalam bepezgian karena banyaknya orang yang tewas karena kecelakaan kapal terbang. Kalau begitu sebaiknya orang jangan tidur di tempat tidur, karena ham­pir semua orang menemui ajalnya di tempat tidur.

 15. Fallacy of Appealing to Fity (kekeliruan karena mengundang belas kasihan)

Kekeliruan berpikir karena menggunakan uraian yang sengaja menarik belas kasihan untuk mendapatkan konklusi yang diharap­kan. Uraian itu sendiri tidak salah tetapi menggunakan uraian-uraian yang menarik belas kasihan agar kesimpulan menjadi lain, padahal rnasalahnya berhubungan dengan fakta, bukan dengan perasaan inilah letak kekeliruannya. Kekeliruan pikir ini sering digunakan dalam peradilan oleh pembela atau terdakwa, agar hakirn membe­rikan keputusan yang sebaik-baiknya, seperti pernbelaan Clarence darrow, seorang penasihat hukum terhadap Thomas I Kidd yang dituduh bersekongkol dalam beberapa perbuatan kriminal dengan mengatakan sebagai berikut:

Saya sampaikan pada anda (para yuri), bukan untuk kepentingan Thomas Kidd tetapi menyangkut permasalahan yang panjang, ke belakang ke masa yang sudah lampau maupun ke depan ke masa yang akan datang, yang menyangkut seluruh manusia di bumi. Saya katakan pada anda bukan untuk Kidd, tetapi untuk mereka yang bangun pagi se­belum dunia menjadi terang dan pulang pada malam hari setelah langit diterangi bintang-bintang, mengorbankankehidupan dan kesenangannya, bekerja berat demi terse­lenggaranya kemakmuran dan kebesaran, saya sampaikan pada anda demi anak-anak yang sekarang hidup maupun yang akan lahir.

 

C. KEKELIRUAN KARENA PENGGUNAAN BAHASA

1. Fallacy of Composition (Kekeliruan Karena Komposisi)

Kekeliruan berpikir karena menetapkan sifat yang ada pada bagian untuk menyifati keseluruhannya, seperti:

Setiap kapal perang telah siap tempur, maka keseluruhan angkatan laut negara itu sudah siap tempur.

 2. Fallacy of Division (Kekeliruan dalam Pembagian)

Kekeliruan berpikir karena menetapkan sifat yang ada pada keseluruhannya, maka demikian juga setiap bagiannya, seperti:

Kompleks ini dibangun di atas tanah yang luas, tentulah kamar-kamar tidurnya juga luas.

 3. Fallacy of Accent (Kekeliruan Karena Tekanan)

Kekeliruan berpikir karena kekeliruan memberikan tekanan dalam pengucapan, seperti:

Ibu, ayah pergi (yang hendak dimaksud adalah ibu dan ayah pembicara sedang pergi. Seharusnya tidak ada pene­kanan pada ibu, sebab maknanya menjadi pemberitahuan pada ibu bahwa ayah baru saja pergi).

 4. Fallacy of Amphiboly (Keheliruan Karena Amfiboli)

Kekeliruan berpikir karena menggunakan susunan kalimat yang dapat itafsirkan berbeda-beda, seperti dalam contoh klasik berikut:

Croesus raja Lydia tengah memikirkan untuk berperang melawan kerajaan Persia. Sebagai raja yang berhati-hati ia tidak akan melaksanakan peperangan manakala tidak ada jaminan untuk menang. Oleh karena itu meminta pertimbangan pendeta Oracle Delphi, untuk mendapatkan sabda dewa. Ia mendapat jawaban berikut Bila Croesus berang­kat melawan Cyrus ia akan menghancurkan sebuah kera­jaan besar. Puas dengan ramalan ini ia menyimpulkan bahwa ia akan menang melawan Cyrus, raja Persia. Ia berangkatke medan laga dan dalam tempo singkat pasukannya dapat ditumpas oleh Cyrus, dan ia sendiri ditawan. Waktu menunggu dihukum bunuh ia menulissurat, mencela sangat keras para pendeta di Oracle Delphi Para pendeta menjawab bahwa bagaimanapun juga mereka benar, karena Croesus dalam peperangan telah menghan curkan sebuah kerajaan besar, kerajaannya sendiri.

5. Fallacy of Equivocation (Kekeliruan Karena Menggunakan Kata dalam Beberapa Arti)

Kekeliruan berpikir karena menggunakan kata yang sama dcengan arti lebih dari satu, seperti:

Gajah adalah binatang, jadi gajah kecil adalah binatang yang kecil. (Kecil dalam ‘gajah kecil’ berbeda pengertiannya de­ngan kecil dalam binatang kecil’).

NEGARA ADIKUASA PENDIDIKAN

NEGARA ADIKUASA PENDIDIKAN

 

Negara di dunia tak henti-hentinya membangun sistem pendidikan. Mengapa demikian? Karena di era yang berbasis pengetahuan ekonomi seperti saat ini, pendidikan yang berkualitas akan mampu menempatkan negara danbangsa bersangkutan berjaya dalam banyak hal.
 
Sebutlah dalam bidang ekonomi, kesehatan, kemakmuran, daya saing, dan teknologi. Oleh sebab itu, hampir semua negara di dunia saat ini selalu melakukan pembaruan, atau paling tidak merancang perubahan dalam bidang pendidikan, betapa pun kecilnya.
Apa hasil pembangunan pendidikan bagi negara-negara di dunia saat ini? Pearson, pada November 2012, meluncurkan data mengenai peringkat kualitas pendidikan di 50 negara. Data itu merupakan hasil penelitian pendidikan global terbaru yang dilakukan secara independen oleh Economist Intelligence Unit, Pearson. Hasil penelitian global itu kemudian disajikan dalam The Learning Curve Report oleh Pearson.
Sarana identifikasi
 
Laporan penelitian yang sangat monumental itu sejak awal dirancang untuk membantu para pembuat kebijakan pendidikan, tokoh pendidikan, dan akademisi jika mereka ingin mengidentifikasi faktor penting apa saja yang bisa mendorong dan meningkatkan
kualitas hasil pendidikan. The Learning Curve Report juga menyajikan indeks global baru tentang keterampilan kognitif dan pencapaian (prestasi) pendidikan suatu negara dengan mendasarkan diri pada data nilai hasil tiga jenis penilaian hasil belajar siswa secara internasional.
 
Pertama, The Programme for International Student Assessment, sebuah studi berskala internasional yang dilakukan Organization of Economic Co-operation and Development di negara anggota ataupun non-anggota dalam bidang performa skolastik. Penilaian difokuskan pada penguasaan bidang matematika, sains, dan membaca bagi siswa usia 15 tahun.
 
Kedua, The Trends in International Mathematics and Science Study, sebuah penilaian internasional dalam mata pelajaran Matematika dan Sains bagi siswa kelas IV dan VIII di seluruh dunia. Penilaian jenis ini dikembangkan International Association for the Evaluation of Educational Achievement (IEA) yang bertujuan untuk memungkinkan negara peserta membandingkan prestasi belajar siswa antarnegara dalam mata pelajaran Matematika dan Sains.
 
Ketiga, The Progress in International Reading Literacy Study, sebuah studi internasional tentang prestasi belajar siswa kelas IV dalam mata pelajaran membaca. Studi ini juga dilakukan IEA.
 
Bagaimana peringkat indeks kualitas pendidikan yang dihasilkan The Learning Curve Report? Sangat menakjubkan. Betapa tidak! Negara-negara yang pernah hebat seperti Amerika Serikat, Kanada, Belanda, Selandia Baru, Inggris, dan Australia kini sudah tidak lagi menduduki lima terbaik pendidikan dunia. Sebaliknya, Finlandia dan Korea Selatan menduduki peringkat pertama dan kedua dalam indeks kualitas pendidikan dunia. Termasuk negara peringkat lima terbaik berikutnya setelah Finlandia dan Korea adalah Hongkong, Jepang, dan Singapura.
 
Kalau mau melihat peringkat sepuluh terbaik dunia, tinggal menambah lima negara berikutnya, yakni Inggris, Belanda, Selandia Baru, Swiss, dan Kanada. Amerika Serikat berada pada peringkat ke-17 setelah Jerman dan Belgia. Peringkat lima terendah diduduki Kolombia, Thailand, Meksiko, Brasil, dan Indonesia.
 
The Learning Curve Report menyebut Finlandia dan Korea Selatan sebagai negara “education superpowers” dengan Z- score masing-masing 1,26 dan 1,23 (nilai itu lebih tinggi di atas rata-rata dan lebih dari satu standar deviasi diatas mean). Alhasil, tiga negara yang sudah lama bertengger di papan atas, yaitu Hongkong, Jepang, dan Singapura, dapat tergeser ke peringkat persis di bawah mereka.
 
Lebih menarik lagi, dua negara “adikuasa” di bidang pendidikan itu menggunakan sistem manajemen pendidikan yang sangat berbeda, baik dilihat dari sisi proses belajar-mengajarnya maupun persekolahannya.
 
Di Korea Selatan, sistem pendidikan lebih memiliki karakteristik serba terstruktur. Siswa secara ketat harus terlibat dalam proses belajar yang padat, dan proses belajar di sekolah lebih banyak berorientasi pada tes.
Sementara di Finlandia, proses belajar lebih rileks, menyenangkan, fleksibel, lebih banyak pilihan bagi siswa sesuai minat dan kecepatan belajarnya. Meski demikian, menurut The Learning Curve Report, kedua negara itu memiliki performa pendidikan yang secara statistik sama baik.
 
Lalu, kita patut bertanya, sebenarnya faktor apa di luar perbedaan sistem yang mereka anut yang menyebabkan baik Finlandia maupun Korea Selatan mampu menjadi negara adikuasa di bidang pendidikan? Laporan Studi Global The Learning Curve menemukan faktor universal yang sangat berpengaruh pada tingginya kualitas pendidikan di dua negara tersebut. Pertama, dimilikinya sistem pendidikan dan pengembangan profesi guru yang berkualitas tinggi. Kedua, dimilikinya akuntabilitas yang tinggi pada sistem nilai (values system ) dan ditegakkannya misi moral yang kuat yang melandasi semua upaya pengembangan pendidikan.
 
Dengan demikian, dapat dipastikan tidak ada politisasi dunia pendidikan di kedua negara itu. Temuan itu juga dapat dijadikan pelajaran, jika kita akan membangun pendidikan dengan hasil yang lebih baik, tidak usah tergopoh-gopoh meniru sistem manajemen pendidikan negara lain tanpa mengkaji kecocokan dan relevansinya dengan sistem nilai dan budaya yang kita miliki.
Budaya dan kultur
 
Bagi kepentingan para pengambil kebijakan, praktisi, dan juga akademisi, bank data yang ada di The Learning Curve Report merupakan informasi yang sangat berharga manakala ingin mencari tahu hubungan antara masukan (input) dan hasil pendidikan dalam konteks sosial ekonomi yang lebih luas. Mengapa demikian? Karena bank data itu memasukkan variabel penentu penting dalam pembangunan kualitas pendidikan.
 
Pertama, pengeluaran pemerintah dalam sektor pendidikan, usia anak masuk sekolah, serta gaji dan tingkat pendidikan guru sebagai input proses pendidikan. Kedua, tingkat literasi dan tingkat kelulusan dari sekolah dan perguruan tinggi sebagai hasil pendidikan. Ketiga, tingkat pengangguran nasional, pendapatan domestik bruto, dan usia harapan hidup sebagai hasil pendidikan dalam konteks sosial ekonomi.
 
Akhirnya, temuan penting lain yang perlu direnungkan dari The Learning Curve Report adalah betapa menentukannya budaya dan kultur yang mengelilingi dan melingkupi dunia pendidikan, di samping investasi uang yang memadai, bagi setiap upaya untuk meningkatkan kualitas hasil pendidikan agar menjadi jauh lebih baik.

Top 10 Deadliest and Venomous Snakes in the world

Top 10 Deadliest and Venomous Snakes in the world

In the series of Top 10, today we have another stunning post for our fans. We are going to list top 10 most venomous and the deadliest snakes in the world.

10: Rattle Snake

Rattle SnakeNative to America

After effects of snake-byte: Destruction of tissues and degeneration of organs.

9: Death Adder or Acanthopis

Death AdderNative to Australia

After-effects of byte: Paralysis and respiratory failure. The victim could die within 6 hours if untreated.

8: Vipers or Viperidae

viper snakeNative to the whole world except Australia, Antarctica, Ireland, Hawaii and Madagascar.

After-effects of byte: Bleeding from the gums, Low blood pressure and fallen heart beat.

7: Philippine Cobra or Northern Philippine Cobra

Philippine cobra

Native to Philippines

After-effects of byte: Respiratory Paralysis and Neuro toxicity. The victim could die within 30 minutes.

6: Tiger Snake

Tiger Snake

Native to Australia

After-effects of bytes: The victim may face difficulty in breathing and  paralysis. The minimum duration of the victim’s death after its byte is 30 minutes.

5: Black Mamba

Black MambaNative to Africa

After-effects of byte: Double vision, lake of muscle control, Cardio Toxicity and Paralysis. Just one byte of Black Mamba’s venom has the power to kill about 25 adults.

4: Taipan

TaipanNative to Australia

After-effects of byte: It blocks arteries and veins of the victims because of the blood clot. Its highly neuro toxic and can kill the victim within an hour.

3: Blue Krait or Malaya Krait

blue krait

Native to Indonesia

After-effects of byte: A Quick Muscle Paralysis. Its venom is 16 times stronger than a common cobra.

2: Eastern Brown Snake

Eastern Brown Snake

Native to Australia, Indonesia and Papua New Guinea

After-effects of byte: Paralysis, Renal Failure and Cardiac Arrest. Just 1/14,000 of an ounce can kill an adult human.

1: Inland Taipan

Inland TaipanNative to Australia

After-effects of byte: With first number on the list, it is world’s most venomous snake. It’s only one byte can kill about 100 humans.

 

Thomas Edison

Thomas Edison, the great inventor of all times

Thomas Alva Edison was one of the great inventors of all times. Many people remember him for the invention of light bulb but he holds the credit to register 2,332Patents worldwide. 1,093 of them were approved in USA and many of his patents were an improved version of some old inventions.

We can find his inventions in many places and there are many advanced inventions that are based on his ideas. He invented not only the light bulb but also a Phonograph, Motion Picture camera, a mechanical vote recorder and much much more.

Edison was not a good student but he loved to do new experiments. At the age of 10, he built his first
lab to perform his experiments.

An amazing incident of Edison’s childhood when he let his home maid about to die but she luckily saved. He used to think that birds eat the insects so the power of these insects make them fly. So, once he gathered these insects and blended them to make their juice, he then let his maid to drink this juice. After drinking this mixture of insects the maid became unconscious but luckily saved.

His another achievement is the light bulb, he made approximately 3,000 attempts to make a long lasting light bulb. Although light bulb was not his invention but he was the one and only to make such a successful light bulb.

Although he has registered 2,332 patents, but let us tell you about some of his top inventions.

Image credit: Flickr phonogalerie.com

  • Electric Telegraphs
  • Telegraph-Signal Boxes
  • Stencil Pens (Old shape of a Tattoo Machine)
  • Electric Lamp
  • Webermeter
  • Dynamo-Electric Machine
  • Phonograph
  • Alkaline Battery

 This list will end after 2,332 registered patents of Thomas Edison but the advantages we are taking from his patents shall never end.

Albert Einstein

Albert Einstein – some amazing facts and cool quotes

albert einstein facts and quotesAlbert Einstein, a child who was born with an abnormal big head and was unable to talk with confident later became a great physicist of all times.

In this post we are going to tell you some amazing and interesting facts about Albert Einstein but first of all a small introduction.

Introduction:

Name: Albert Einstein

Born: 14th March 1879 in Germany

Died: 18th April 1955 in United States

Major field: Physics

Major achievements:

  • Theory of Brownian Motion
  • Mass-energy Equivalence (e=mc2)
  • Unified Field Theory

Major awards:

  • Nobel Prize in Physics
  • Copley Medal
  • Time Person of the Century

Some amazing facts about Einstein’s Life:

  1. Einstein started talking in the age of four but still he wasn’t fluent till the age of 9. His parents were very much worried of this but he wondered them a night while taking dinner he said “The Soup is too hot”. When his parents asked why he didn’t talk before, he replied “Because up to now everything was in order.
  2. At the age of 5, his father gifted him with a compass and this was the starting of a revolution in his brain because he got much curious to know about the force due to which the compass pointed in the same direction.
  3. He once dropped out from his school for his non-serious behavior towards his studies, also he failed the college entrance exam at the age of 17, he failed all the subjects except science and maths.
  4. According to his Maths professor Hermann Minkowski, he didn’t see any enthusiasm in his
    e=mc2 Mass–energy equivalenceImage credit: photobucket rococopayclasses, and he once called Einstein a Lazy Dog.
  5. After Einstein’s death, his brain was  removed from his head by Dr. Thomas Stoltz Harvey without the permission of his family. After many years, by taking  permission from Hans Albert(Einstein’s son), he started to study his brain and sent the slices of his brain to many other scientists where they found that his brain has extra-ordinary cell formations as compared to a normal person.
  6. In 1905, he published a paper on mass-energy equivalence where he explained one of the most famous equations  of all times i-ee=mc2. This equation said that small masses could be converted into huge amount of energy, and this was the start of nuclear power development.
  7. He used to hate haircuts (which can be seen in his photographs) and socks while violin and sailing were two of  his most favorite things.

Some of the coolest sayings and quotes of Albert Einstein:

  1. Put your hand on a hot stove for a minute and it seems like an hour. Sit with a pretty girl for an hour and it seems like a minute. That’s relativity.
  2. A question that sometimes drives me hazy: am I or are the others crazy?
  3. Any intelligent fool can make things bigger, more complex, and more violent. It takes a touch of genius — and a lot of courage — to move in the opposite direction.
  4. A table, a chair, a bowl of fruit and a violin; what else does a man need to be happy?
  5. The secret of creativity is knowing how to hide your sources.
  6. If we knew what it was we were doing, it would not be called research, would it?
  7. An empty stomach is not a good political adviser.

Sir Isaac Newton

Sir Isaac Newton – One of the greatest scient

Sir Isaac Newton was one of the greatest scientists of all times. One of his major achievements was the law of gravity. Today’s post is dedicated to Sir Isaac Newton and his achievements.

Introduction:

Sir Isaac NewtonName: Sir Isaac Newton

Born: 25th December 1642 in Lincolnshire, England

Died: 20th March 1727 in Middlesex, England

Major Fields:

  • Mathematics
  • Physics
  • Astronomy

Major Achievements:

  • Universal gravitation
  • Newton’s method

Isaac Newton was born on 25th December, 1642 and by then his father had already died a few months earlier. Thus he was raised by his mother and his step father. But his later life has been known for many scientific discoveries that have been used in modern day designs, discoveries, scientific researches and developments. In school he had been noted for his despising the curriculum in use because, to him, it lacked the real substance scientific analysis requires. Interestingly, when he later got his masters degree and was able to offer lectures at the university, his lectures have been described as having been too difficult for his students.

The works of Isaac Newton have mainly been well pronounced in physics where he made a number of discoveries. Firstly, he managed to discover that light can be split in many colors – not just one. In all the discoveries and researches he came up with, the universal law of gravitation is one of the most famous as it even came from his observing the falling of objects to the ground instead of the other way round. Giving tribute to his discovery of the force of gravity, and its universal law even led to the naming of the SI unit for force as the Newton. In addition, through his consistent experiments, Isaac Newton discovered the three laws of motion which have been named as Newton’s Laws of Motion.

His works also extended to some discoveries he made in optics which later made it easy for others to develop the other technological inventions that followed later. But, even in mathematics, Isaac made great contributions in various areas. Firstly, he discovered the calculus method of dealing with mathematical problems. But his reluctance to have his works published led to some rival scientists and mathematicians attempting to take credit when they made earlier publications of his works. In the same field of mathematics Newton also made a discovery of the binomial theorem concept.

Some nice quotes by Sir Isaac Newton:

  • To every action there is always opposed an equal reaction.
  • Plato is my friend — Aristotle is my friend — but my greatest friend is truth.
  • Tact is the art of making a point without making an enemy.
  • If I have done the public any service, it is due to my patient thought.
  • God created everything by number, weight and measure.
  • I can calculate the motion of heavenly bodies, but not the madness of people.
  • Gravitation is not responsible for people falling in love.